Candle Stick
Sebelumnya, kita telah mengetahui apa itu
candlestick, yaitu salah satu jenis grafik harga (chart) untuk memetakan dan
membaca pergerakan harga di pasar finansial secara teknikal. Setelah mengetahui
pengertian candlestick secara umum, hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah
jenis - jenis pola candlestick. Grafik yang satu ini memiliki beberapa pola
yang menarik untuk disimak.
Menurut bentuknya, ada 42 jenis pola candlestick. Banyak sekali, bukan? tapi jangan khawatir, cara membacanya terbagi menjadi 3 jenis pola candlestick yang lebih mudah untuk diingat dan dipelajari. Mari diingat bersama, 3 jenis pola candlestick itu adalah: Pola Candlestick Single Pola Candlestick Double Pola Candlestick Triple Pembahasan mengenai jenis-jenis pola candlestick ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, tetapi akan sangat bermanfaat untuk digunakan saat kita akan mengambil aksi dalam trading forex. Selain itu, karena metode candlestick diadopsi dari ilmu analisa teknikal Jepang, banyak pula istilah-istilah dari negeri Sakura tersebut yang digunakan.
Pola Candlestick Single Sesuai namanya, single alias tidak ada pasangan. Pola candlestick tunggal ini terdiri dari satu ruas dan paling mudah untuk dilihat. Yang termasuk dalam jenis pola candlestick single antara lain:
Menurut bentuknya, ada 42 jenis pola candlestick. Banyak sekali, bukan? tapi jangan khawatir, cara membacanya terbagi menjadi 3 jenis pola candlestick yang lebih mudah untuk diingat dan dipelajari. Mari diingat bersama, 3 jenis pola candlestick itu adalah: Pola Candlestick Single Pola Candlestick Double Pola Candlestick Triple Pembahasan mengenai jenis-jenis pola candlestick ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, tetapi akan sangat bermanfaat untuk digunakan saat kita akan mengambil aksi dalam trading forex. Selain itu, karena metode candlestick diadopsi dari ilmu analisa teknikal Jepang, banyak pula istilah-istilah dari negeri Sakura tersebut yang digunakan.
Pola Candlestick Single Sesuai namanya, single alias tidak ada pasangan. Pola candlestick tunggal ini terdiri dari satu ruas dan paling mudah untuk dilihat. Yang termasuk dalam jenis pola candlestick single antara lain:
1.
Spinning Top Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi
harga Open dan Close pada candle. Akurasi: Rendah-Moderat. Ciri khas Spinning
Top adalah memiliki dua shadow memanjang di bagian atas dan bawah dengan body
yang kecil. Ketidakpastian antara buyer dan seller menjadi fokus utama dalam
candle ini. Grafik ini biasanya dianggap netral, karena dalam periode tersebut
terjadi kebuntuan. Namun, perlu diperhatikan kapan waktu dari Spinning Top
ini muncul. Jika muncul saat uptrend, artinya lebih banyak seller di pasar.
Sebaliknya, jumlah buyer yang lebih banyak direpresentasikan oleh
Spinning Top yang muncul saat downtrend.
2. Marubozu
Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close
pada candle. Akurasi: Tinggi. Secara harfiah, Marubozu artinya "si kepala
botak". Di jenis pola candlestick yang satu ini, kita akan bertemu dengan
body candle yang tidak mempunyai shadow, baik atas ataupun bawah. Sehingga
hanya terlihat seperti kepala tanpa rambut. Marubozu menunjukkan sinyal
pergerakan kuat dari salah satu sisi (buyer atau seller) yang kemungkinan akan
berlangsung sampai beberapa periode ke depan. Pada Marubozu Bullish,
harga Close selalu lebih tinggi dari Open, dan candle sama sekali tak bersumbu.
Sedangkan pada Marubozu Bearish, harga Close selalu lebih rendah dari Open,
tanpa sumbu. >>> Baca juga: Cara Menggunakan Pola Candlestick
Marubozu.
Pada
Marubozu Bullish, harga Close selalu lebih tinggi dari Open, dan candle sama
sekali tak bersumbu. Sedangkan pada Marubozu Bearish, harga Close selalu lebih
rendah dari Open, tanpa sumbu.
3. Doji Sinyal: Konsolidasi. Akurasi: Moderat-Tinggi. Mirip dengan pola candlestick Spinning Top, tetapi pola Doji memiliki karakteristik yang lebih kompleks. Candlestick Doji memiliki body yang sangat tipis, bahkan hanya terlihat seperti garis, lantaran harga Open dan Close yang sama. Hal ini disebabkan karena antara seller dan buyer tidak ada yang mampu memegang kendali.
3. Doji Sinyal: Konsolidasi. Akurasi: Moderat-Tinggi. Mirip dengan pola candlestick Spinning Top, tetapi pola Doji memiliki karakteristik yang lebih kompleks. Candlestick Doji memiliki body yang sangat tipis, bahkan hanya terlihat seperti garis, lantaran harga Open dan Close yang sama. Hal ini disebabkan karena antara seller dan buyer tidak ada yang mampu memegang kendali.
Doji
dibagi menjadi empat tipe, yaitu: Long Legged Doji, Dragonfly Doji, Gravestone
Doji serta Four Price Doji. Namun, secara umum, Doji merupakan sinyal
konsolidasi, dan untuk mengetahui kepastian arah pergerakan harga selanjutnya
diperlukan konfirmasi dari bar candlestick berikutnya setelah doji.
4.
Hammer Sinyal: Bullish. Akurasi: Moderat. Dari poin keempat ini sampai dengan
poin ke tujuh, kita akan berkenalan dengan pola candlestick yang memiliki
bentuk sekilas sama. Dibutuhkan ketelitian untuk membacanya. Perhatikan gambar
di bawah ini:
Sesuai
namanya, pola candlestick Hammer memiliki bentuk seperti palu. Dengan lower
shadow yang panjang dan body yang kecil, pola ini mengindikasikan kondisi
reversal bullish (pembalikan harga dari menurun menjadi naik) pada saat
downtrend. Yang perlu diingat, banyak indikasi lain yang perlu diperhatikan
sebelum kita gegabah mengambil aksi order buy saat melihat candlestick Hammer.
Antara lain: Perhatikan panjang lower shadow, apakah 2-3x ukuran body candle
yang asli? Perhatikan sepanjang apa upper shadow. Untuk memenuhi syarat
pola Hammer, upper shadow harus sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
5.
Hanging Man Sinyal: Bearish. Akurasi: Rendah. Sekilas mirip, tetapi posisinya
tidak sama dengan candlestick Hammer; itulah pola candlestick Hanging Man.
Berbentuk seperti orang yang digantung dan terletak di bagian atas sebuah
chart, candlestick Hanging Man menunjukkan sebuah pembalikan harga bullish
menjadi bearish, tetapi akurasinya rendah. Jangan buru-buru mengambil
sikap setelah melihat pola candlestick ini; tunggu dulu bagaimana Close pada
candle berikutnya. Jika harga Close pada candle berikutnya memang lebih rendah
lagi, maka dapat mengkonfirmasi kecenderungan reversal bearish.
6.
Inverted Hammer Sinyal: Bullish. Akurasi: Rendah. Ada Hammer, ada pula Inverted
Hammer alias palu terbalik. Pola candlestick ini lazimnya menunjukkan sinyal
Bullish, karena meski harga telah jatuh, tetapi buyer masih berhasil
menutup sesi dekat dengan harga open. Namun, akurasinya rendah karena agak
kontradiktif. Inverted Hammer memiliki upper shadow lebih panjang dari
body yang secara intuitif seharusnya menginformasikan tekanan seller, tetapi di
sini malah mensinyalkan harga akan naik
7.
Shooting Star Sinyal: Bearish. Akurasi: Moderat. Sesuai dengan namanya,
penampakan pola candlestick yang satu ini mirip seperti bintang jatuh. Shooting
Star memiliki upper shadow yang panjang, dengan body berisi yang menghadap ke
bawah. Jenis pola candlestick Shooting Star menunjukkan pembalikan harga
menjadi menurun.
Pola
Candlestick Double Setelah mempelajari pola candlestick single, kita beralih ke
pembahasan yang lebih kompleks yaitu pola candlestick double. Di sini yang kita
lakukan adalah memperhatikan tidak hanya 1 ruas body candle, tapi juga
penampakan candle di sebelahnya. Ada banyak sekali pola candlestick double. Dua
diantaranya yang paling terkenal memiliki kemiripan dan bersifat
"engulfing" (menelan). Perhatikan gambar di bawah ini:
1. Bullish Engulfing Sinyal: Bullish. Akurasi: Moderat.
Ide nama pola candlestick ini muncul dari sifat bull yang "menelan"
para bear. Perlu diingat kembali bahwa istilah dalam forex, bull artinya buyer,
bear adalah seller. Bullish Engulfing Candles memberikan sinyal akan terjadinya
uptrend, ketika ada candle bearish yang diikuti oleh candle bullish yang lebih
besar.Ini dikarenakan bahwa para bull (buyer) lebih kuat daripada bear
(seller).
2. Bearish Engulfing Sinyal:
Bearish. Akurasi: Moderat. Dari namanya tentu kita dapat memperoleh pandangan
awal bahwa Bearish Engulfing memiliki sifat yang berkebalikan dengan
candlestick yang kita bahas sebelumnya. Bearish Engulfing mengindikasikan
terjadinya downtrend. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah: candle bearish
yang lebih besar, akan mengikuti candle bullish yang lebih kecil. Penyebabnya,
para seller sanggup menahan laju buyer.
3. Tweezer Bottoms dan Tweezer
Tops Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Tweezer Bottoms) maupun Bearish (Tweezer
Tops). Akurasi: Moderat. Selain pola candlestick Engulfing, juga ada pola
candlestick Tweezer Bottoms dan Tweezer Tops. Mari kita fokus ke kata bottom
(bawah) dan top (atas) karena kunci dalam membaca pola yang berbentuk seperti
jepitan ini ada di sana.
Tweezer
Bottom merupakan situasi ketika satu candlestick bearish kurang lebih sejajar
dengan satu candlestick bullish; keduanya sama-sama memiliki lower shadow
panjang, tetapi dengan upper shadow kecil atau tidak ada sama
sekali. Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh doji. Perlu diingat bahwa panjang
body pada kedua candle tak harus sama, tetapi nilai Low harus sama
rendahnya. Tweezer Bottom juga dapat diikuti oleh Doji. Sebaliknya, sebuah
grafik candlestick bisa disebut sebagai Tweezer Tops apabila candle bullish
bertemu dengan bearish dengan upper shadow memanjang di bagian atasnya, tetapi
lower shadow sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Panjang body pada kedua
candle tak harus sama, tetapi nilai High harus sama rendahnya. Sebuah pola
candle disebut dengan Tweezer Top menunjukkan bearish reversal saat terjadi
uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom adalah pola bullish
reversal ketika downtrend.
4. Pola Candlestick Harami
Sinyal: Reversal, bisa Bullish maupun Bearish. Akurasi: Moderat-Tinggi. Dalam
bahasa Jepang, Harami bermakna "kehamilan". Disebut demikian karena
pola candlestick Harami terbentuk dari dua candle di mana body (badan) bar
kedua selalu berukuran lebih kecil dan berada di kandungan (dalam jangkauan)
body candle pertama.
Pola
Candlestick Triple Akhirnya sampailah kita ke jenis pola candlestick yang
banyak dipakai oleh para trader karena akurasinya lebih tinggi, yaitu pola
candlestick triple. Setelah sebelumnya kita telah mengamati candlestick single
yang sendirian, candlestick double yang selalu berduaan, maka candlestick
triple menghadirkan tiga candlestick yang memiliki karakter tertentu. Tapi
jangan khawatir, kemunculan pihak ketiga di candlestick ini tidak membawa
kekeruhan. Justru dia akan membantu kita untuk lebih membaca kondisi pasar.
Kompleksnya candlestick triple membuatnya jarang muncul, tetapi justru karena
itu pulalah maka akurasinya lebih tinggi. Pola candlestick triple yang
paling populer diantaranya:
1.Evening
Star dan Morning Star Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Morning Star) maupun
Bearish (Evening Star). Akurasi: Tinggi. Kemunculan Doji (candlestick dengan
body yang sangat tipis seperti garis) diantara dua candlestick dengan body
panjang adalah ciri khas utama pola Evening Star atau Morning Star.
Pada
pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish
candle-doji-bullish candle dan terjadi pada posisi grafik downtrend. Pola candlestick
Morning Star ini mengindikasikan waktunya menjalankan aksi beli (reversal
bullish). Sebaliknya, pola candlestick Evening Star terjadi pada posisi grafik
uptrend, dan mensinyalkan waktunya melakukan aksi jual (reversal bearish).
Formasinya adalah bullish candle-doji-bearish candle. Pada Evening Star
dan Morning Star, kita mengecek apakah pembalikan harga akan terjadi dengan
melihat apakah candle ketiga menutup di atas titik tengah dari candle pertama.
Perhatikan: penting untuk memastikan bahwa ketiga candle sudah terbentuk
sempurna sebelum mengambil keputusan.
Pada
pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish
candle-doji-bullish candle dan terjadi pada posisi grafik downtrend. Pola
candlestick Morning Star ini mengindikasikan waktunya menjalankan aksi beli
(reversal bullish). Sebaliknya, pola candlestick Evening Star terjadi pada
posisi grafik uptrend, dan mensinyalkan waktunya melakukan aksi jual (reversal
bearish). Formasinya adalah bullish candle-doji-bearish candle. Pada
Evening Star dan Morning Star, kita mengecek apakah pembalikan harga akan
terjadi dengan melihat apakah candle ketiga menutup di atas titik tengah dari
candle pertama. Perhatikan: penting untuk memastikan bahwa ketiga candle sudah
terbentuk sempurna sebelum mengambil keputusan.
2.
Three White Soldier dan Three Black Crows Sinyal: Konfirmasi Bullish (Three
White Soldier) atau Bearish (Three Black Crows). Akurasi: Tinggi. Berbeda
dengan pola-pola candlestick sebelumnya yang menunjukkan sinyal reversal, Three
White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi kekuatan
arah trend terkini.
Pola
Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang mengikuti
downtrend. Tiga prajurit putih ini digunakan untuk memastikan keadaan bullish,
apalagi jika dia muncul setelah downtrend yang berkepanjangan dan periode
singkat konsolidasi harga. Perlu diingat, candlestick kedua (posisi di tengah)
harus memiliki ekor yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Pola
candlestick Three Black Crows adalah kebalikan dari Three White Soldiers. Pola
Three Black Crows terbentuk ketika tiga candle bearish mengikuti uptrend yang
kuat, dan mengindikasikan bahwa akan segera terjadi reversal.
3.
Three Inside Up dan Three Inside Down Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Three
Inside Up) maupun Bearish (Three Inside Down). Akurasi: Tinggi. Pola candlestick
yang terakhir dari pembahasan kita adalah Three Inside Up dan Three Inside
Down. Keduanya juga menandakan trend reversal. Polanya adalah
bearish-bullish-bullish (untuk Three Inside Up), atau bullish-bearish-bearish
(untuk Three Inside Down). Three Inside Up terjadi setelah downtrend terbaru
dan merupakan sinyal untuk reversal uptrend (pembalikan harga dari menurun
menjadi naik). Candle pertama dalam pola adalah bearish candle dengan tubuh
panjang. Selanjutnya diikuti oleh candle bullish yang melewati setidaknya titik
setengah dari candle bearish pertama. Lilin ketiga dan terakhir melewati
setidaknya tinggi lilin bearish pertama.
Pola
candlestick Three Inside Down adalah kebalikan dari Three Inside Up. Dalam hal
ini, pola Three Inside Down adalah indikator untuk reversal downtrend
(pembalikan harga dari naik menjadi menurun) dan terjadi mengikuti uptrend
terbaru. Candlestick pertama dalam pola adalah candle bullish dengan body yang
panjang, candle kedua adalah candle bearish yang melewati setidaknya setengah
dari titik candle bullish pertama. Sedangkan candle terakhir harus melewati
setidaknya rendahnya candle bullish pertama.
Komentar
Posting Komentar